JATIMTIMES - Pascasarjana Universitas PGRI Kanjuruhan Malang (Unikama) menegaskan arah barunya dalam menghadapi disrupsi kecerdasan buatan (AI): bukan sekadar berbicara tentang teknologi, tetapi memastikan mahasiswanya benar-benar siap bersaing di dunia kerja yang tengah berubah cepat.
Semangat itu tercermin dari keluaran Seminar Nasional “Menghadapi Disrupsi AI: Mengubah Ancaman Menjadi Peluang di Dunia Kerja”, yang digelar Kamis (23/10/2025) di Auditorium Multikultural Unikama. Kegiatan ini bukan hanya menjadi ajang wacana, tetapi menghasilkan pemetaan konkret tentang bagaimana perguruan tinggi harus menyesuaikan kurikulum, riset, dan etika akademik di era otomatisasi.

Gagasan utama yang mengemuka datang dari Dr. Made Duananda Kartika Degeng, S.Pd., M.Pd., dari Universitas Negeri Malang. Ia menegaskan bahwa kemampuan manusia tidak tergantikan, justru semakin bernilai jika mampu beradaptasi. “AI bisa menjadi co-pilot yang memperkuat efisiensi dan kreativitas. Tantangan sebenarnya bukan pada mesinnya, tapi pada kesiapan manusia untuk terus belajar dan berinovasi,” ujarnya.
Baca Juga : RW 08 Joyogrand Siap Jadi Teladan Kampung Bersinar, Wujudkan Ngalam Rijik, Ngalam Seger Lewat Inovasi Hijau
Dari sesi tersebut, peserta diajak menelaah strategi riil untuk menghadapi disrupsi, mulai dari peningkatan literasi digital hingga rekontekstualisasi riset agar berdampak pada sektor kerja modern.

Direktur Sekolah Pascasarjana Unikama, Dr. Sulistyo, M.Ak., menegaskan bahwa hasil diskusi seminar ini akan langsung diintegrasikan ke dalam arah pengembangan akademik kampus. “Kami tidak berhenti pada seminar. Ini menjadi pijakan untuk memperkuat mata kuliah, riset terapan, dan pengajaran berbasis kolaborasi manusia dan AI. Fokus kami jelas: menyiapkan lulusan yang mampu berpikir kritis dan produktif di dunia kerja baru,” ujarnya.

Ketua pelaksana kegiatan, Dr. Siti Mafulah, M.Pd., menyebutkan bahwa forum ini berhasil memunculkan sejumlah ide proyek riset mahasiswa terkait penerapan AI dalam bidang pendidikan dan manajemen publik. “Banyak mahasiswa yang langsung tertarik mengembangkan topik riset baru tentang AI etis, pembelajaran adaptif, dan analisis data pendidikan. Itu bentuk nyata dampak kegiatan ini,” ungkapnya.
Sesi interaktif di akhir acara juga memperlihatkan lahirnya beberapa inisiatif kerja sama lintas program studi untuk mengembangkan penelitian berbasis AI di tingkat pascasarjana.
Dengan keluaran konkret itu, Unikama tak berhenti pada seremoni akademik. Kampus ini justru memantapkan diri sebagai laboratorium gagasan dan eksperimen kebijakan akademik yang relevan dengan disrupsi teknologi. Mereka tak hanya siap menghadapi AI, mereka sedang membentuk generasi yang bisa hidup berdampingan dan tumbuh bersamanya.
