Jatim Times Network Logo
Poling Pilkada 2024 Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Poling Pilkada 2024
Hiburan, Seni dan Budaya

Oktober Break, Jeda Sejenak dari Riuh: Ketika Seniman di Galeri Raos Sampaikan Kritik Sosial Isu Kontemporer

Penulis : Prasetyo Lanang - Editor : Yunan Helmy

18 - Oct - 2025, 14:06

Placeholder
Pameran Oktober Break di Galeri Raos diisi puluhan seniman yang menyampaikan kritik sosial berbagai hal kontemporer.(Foto: Prasetyo Lanang/JatimTIMES)

JATIMTIMES - Karya seni kerap terhubung dengan nilai-nilai filosofis hidup dan lingkungan. Kesinambungan itu terus diwujudkan para seniman. Salah satunya melalui karya-karya bernada kritik sosial, seperti yang dilakukan puluhan seniman dalan pameran Oktober Break Galeri Raos 11-18 Oktober 2025.

Dalam pameran itu,Kpuluhan karya lukisan menyampaikan berbagai keresahan dalam tajuk "Jeda Sejenak dari Riuh".

Baca Juga : Suhu Tembus 38°C! BMKG Peringatkan Warga Jangan Keluar Rumah di Jam Ini

Pameran itu diinisiasi sebanyak 48 seniman lokal Malang Raya. Karya lukis yang dipajang di dinding Galeri Raos itu terhubung dengan filosofi kehidupan sosial masyarakat. 

Kali ini setiap seniman diberi kebebasan penuh untuk menampilkan karya tanpa batasan tema. Tujuannya agar mereka dapat mengekspresikan diri secara jujur dan spontan. 

Pameran ini juga digelar bertepatan dengan momentum ulang tahun Kota Batu, menjadikannya ajang refleksi bagi para pelaku seni untuk menengok kembali apa yang belum terwujud dalam perjalanan kreatif mereka.

..

Salah satu pelukis, Watoni Soeid, dalam karyanya mengatakan karya seni yang dipamerkan banyak menyentil fenomena sosial. Misalnya lukisan manusia berkepala kerbau sebagai simbol dari keserakahan.

Lukisan itu juga menggambarkan sulitnya mencari sumber penghidupan di era sekarang dan gambaran kesucian yang saat ini sudah tercemar. Selain itu, ada pula patung tokoh pewayangan Gareng dalam keadaan sakit stroke. Cerminan atas gejolak batin dan observasi mendalam terhadap realitas.

Ide ekspresi kritik sosial melalui lukisan itu berkaca dari maraknya berita negatif yang disuguhkan kepada publik setiap hari. Mulai dari kasus korupsi yang tak berkesudahan, masifnya eksploitasi sumber daya alam yang mengancam keberlanjutan ekosistem alam, dan kesenjangan ekonomi yang makin tampak seperti jurang menganga.

"Ini juga berbarengan dengan ulang tahun Kota Batu. Jadi, kita mencoba untuk merenungkan apa yang belum terwujudkan. Kita kumpulkan yang muda-muda itu untuk berkarya menyambut ulang tahun Batu," ujar Yunus Tupai, salah seorang penggagas pameran, saat ditemui di Galeri Raos, belum lama ini.

Menurut Yunus, kehadiran puluhan seniman dalam satu pameran menjadi bukti semangat kolektif yang kuat di kalangan perupa Batu. Ia juga menyebut, inisiatif ini sekaligus menegaskan pentingnya regenerasi seniman muda di kota wisata tersebut.

Baca Juga : Pagelaran Wayang Kulit Lakon Wahyu Makutharama Meriahkan Malam Resepsi HUT ke-24 Kota Batu

"Wakil wali kota dan dinas pariwisata juga datang dan berpesan agar ada stabilitas kegiatan pameran. Pemerintah berharap kegiatan seperti ini bisa terus diwadahi oleh Pondok Seni, supaya seniman punya tempat yang mendampingi mereka," ungkapnya.

...

Pondok Seni sendiri merupakan yayasan yang menaungi Galeri Raos sekaligus menjadi motor penggerak berbagai kegiatan seni rupa di Kota Batu. Pemerintah juga menginginkan agar kegiatan pameran melibatkan pelajar dari tingkat SD, SMP, hingga SMA sebagai bentuk pembinaan regenerasi.

Dalam kuratorialnya yang ditulis oleh Watonisays (Visual Artist Studio Pictolo), pameran “Liburan Oktober: Jeda Sejenak” digambarkan sebagai ruang hening di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern. Di tengah gempuran berita, ketimpangan, dan tekanan sosial, pameran ini menjadi ajakan untuk berhenti sejenak dan menoleh ke dalam diri.

Pameran yang diisi rata-rata karya baru 1-2 tahun terakhir ini tidak menawarkan solusi instan, melainkan sebuah oase visual — titik pemberhentian yang tenang di tengah laju yang terburu-buru. Setiap kanvas adalah cerminan atas gejolak batin dan observasi terhadap realitas

Pemilihan “Oktober Break” bukanlah bentuk pelarian, tetapi ajakan untuk introspeksi: mempertanyakan nilai-nilai yang perlahan terkikis dan menemukan kembali keseimbangan. Lukisan-lukisan di dalamnya diharapkan menjadi cermin yang memantulkan kerinduan akan keadilan dan kedamaian.


Topik

Hiburan, Seni dan Budaya Galeri Raos Oktober Break pameran lukisan Kota Batu



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Minang Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Prasetyo Lanang

Editor

Yunan Helmy

Hiburan, Seni dan Budaya

Artikel terkait di Hiburan, Seni dan Budaya