JATIMTIMES - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menegaskan bahwa gencatan senjata di Jalur Gaza tidak terancam meski Israel kembali melancarkan serangan udara yang menewaskan sedikitnya 26 orang. Serangan ini terjadi setelah Israel menuduh kelompok Hamas melanggar kesepakatan gencatan senjata yang telah berlangsung selama tiga pekan terakhir.
Dalam pernyataannya yang dikutip dari Reuters, Trump menegaskan bahwa Israel memiliki hak untuk membalas jika wilayahnya diserang.
Baca Juga : 3 Alasan BKN Batalkan Kelulusan PPPK Paruh Waktu 2024 Periode II
"Sejauh yang saya pahami, mereka menembak seorang tentara Israel. Jadi, Israel menyerang balik dan mereka seharusnya menyerang balik," kata Trump saat berada di dalam pesawat kepresidenan AS, Air Force One, dalam perjalanan dari Jepang ke Korea Selatan, Rabu (29/10).
Otoritas kesehatan Gaza melaporkan bahwa gempuran terbaru Israel menewaskan sedikitnya 26 orang di beberapa wilayah Jalur Gaza. Meski demikian, Trump meredakan kekhawatiran publik mengenai kelangsungan gencatan senjata.
"Tidak ada yang akan membahayakan gencatan senjata Gaza. Anda harus memahami bahwa Hamas merupakan bagian yang sangat kecil dari perdamaian di Timur Tengah, dan mereka harus berperilaku baik," tegas Trump.
Ia menambahkan, "Jika mereka baik, mereka akan senang, dan jika tidak, nyawa mereka akan diakhiri."
Wakil Presiden AS, JD Vance, turut menegaskan posisi pemerintahan AS. Dalam pernyataannya di Washington DC, Vance menyatakan bahwa gencatan senjata yang diwujudkan Presiden Trump tetap berlaku meski terdapat insiden serangan kecil.
"Presiden mewujudkan perdamaian bersejarah di Timur Tengah. Gencatan senjata masih berlaku. Bukan berarti tidak akan ada pertempuran kecil di sana-sini," ujarnya.
Vance menambahkan, "Kita mengetahui bahwa Hamas atau kelompok lain di Gaza menyerang seorang tentara Israel. Kita memperkirakan Israel akan membalas, tetapi perdamaian yang diwujudkan Presiden akan tetap bertahan meskipun ada insiden tersebut."
Baca Juga : Gencatan Senjata Tidak Berlaku: Israel Kembali Bombardir Gaza, Korban Berjatuhan
Dengan pernyataan ini, pemerintah AS menekankan pentingnya kestabilan di kawasan Timur Tengah serta hak Israel untuk membela diri, sambil tetap mempertahankan perdamaian yang telah dicapai.
Sebelumnya, Militer Israel menggempur Jalur Gaza pada Selasa (28/10), menyusul perintah Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu "untuk segera melancarkan serangan dahsyat" setelah dia menuduh Hamas melanggar gencatan senjata Gaza.
Militer Israel tidak menjelaskan alasan spesifik di balik serangan terbarunya itu, namun seorang pejabat militer Tel Aviv menyebut Hamas melanggar gencatan senjata dengan menyerang pasukan Israel di area yang dikuasai pasukan Tel Aviv di Jalur Gaza.
Hamas membantah bertanggung jawab atas serangan terhadap pasukan Israel tersebut, dan menegaskan pihaknya tetap berkomitmen pada kesepakatan gencatan senjata Gaza.
