Jatim Times Network Logo
Poling Pilkada 2024 Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Poling Pilkada 2024
Pemerintahan

Akademisi UB Soal Jalan Tembus Griya Santa: Keharusan untuk Konektivitas Kota Malang

Penulis : Riski Wijaya - Editor : Sri Kurnia Mahiruni

27 - Oct - 2025, 15:35

Placeholder
Ruas jalan yang akan menjadi akses jalan tembus Griya Santa.(Foto: Riski Wijaya/MalangTIMES).

JATIMTIMES - Akademisi Universitas Brawijaya (UB) Prof. Mangku Purnomo menilai pembangunan jalan-jalan tembus di Kota Malang merupakan kebutuhan mendesak. Termasuk jalan tembus yang akan dibangun di wilayah RW 12 Kelurahan Mojolangu, Perumahan Griya Santa.

Menurutnya, pembangunan jalan tembus itu dinilai sebuah keharusan untuk mendorong konektivitas antar kawasan dan memperkuat mobilitas warga. Apalagi sebagai kota besar, Kota Malang tidak bisa menunda penguatan infrastruktur transportasi.

Baca Juga : 5 Jurus Jitu Kerjakan TKA 2025 Agar dapat Nilai Bagus, Nomor 3 Sering Dilupakan!

Salah satunya dengan membuka akses penghubung antar kawasan perumahan seperti di wilayah Candi Panggung hingga Griya Santa. Dimana dalam hal ini, rencananya jalan tembus akan dibangun melintas antara RW 12 dak RW 9 Kelurahan Mojolangu. 

“Kalau Malang mau jadi kota maju, maka konektivitasnya harus dibuka. Mobilitas orang jadi lebih mudah, ekonomi juga tumbuh. Jalan tembus itu bukan sekadar proyek, tapi kebutuhan kota besar,” jelas Prof. Mangku, Senin (28/10/2025).

Ia mencontohkan, jalur yang menghubungkan Jalan Candi Panggung, Simpang Candi Panggung, hingga kawasan Vinolia kini sudah mulai dibuka. Nantinya, jalan tersebut akan tembus hingga ke sisi belakang Perumahan Griya Santa.

“Kalau akses itu dibuka, bisa mengurangi beban lalu lintas di jalur utama seperti Suhat dan Dinoyo. Bahkan idealnya nanti bisa terkoneksi sampai ke Polinema. Ini bentuk perencanaan kota yang visioner,” tuturnya.

Meski demikian, Prof. Mangku juga menekankan pentingnya dialog antara pemerintah, pengembang, dan warga. Sebab, pembukaan jalan tembus sering kali menimbulkan pro-kontra, terutama dari warga perumahan yang khawatir lingkungannya terganggu.

“Masalahnya sering di situ. Ada perumahan yang tidak ingin jalannya dilalui orang luar, padahal mereka juga melewati jalan umum di perumahan lain. Kalau semua ditutup, ya nggak mungkin. Harus ada kesepahaman bersama,” ujarnya.

Baca Juga : Finis Malang Bersepeda 2025 Dirubah di Jalan Gajahmada, Panitia: Tak Mengurangi Semarak Event

Dari sisi ekonomi, Prof. Mangku menilai justru pembangunan jalan tembus membawa keuntungan besar bagi warga sekitar. Nilai properti meningkat, dan akses menuju kawasan komersial jadi lebih terbuka.

“Kalau saya pribadi malah senang kalau rumah saya dilewati jalan umum. Artinya nilai tanah naik, usaha juga lebih hidup. Ini bukan kerugian, tapi peluang ekonomi,” tambahnya.

Ia menegaskan, pembangunan jalan penghubung harus dipandang sebagai bagian dari strategi menjadikan Malang sebagai kota metropolitan. Karena itu, kebijakan infrastruktur tak boleh terhambat oleh kepentingan lokal semata.

“Pembangunan jalan tembus itu kebutuhan kota. Tapi tetap harus dibarengi dialog dengan masyarakat agar semua pihak merasa diuntungkan,” pungkas Prof. Mangku.


Topik

Pemerintahan Pembukaan Jalan Kota Malang Pakar UB Jalan Tembus Griya Santa



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Minang Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Riski Wijaya

Editor

Sri Kurnia Mahiruni

Pemerintahan

Artikel terkait di Pemerintahan