JATIMTIMES - Pemerintah melalui Kementerian Kebudayaan (Kemenbud) RI menetapkan 27 September sebagai Hari Komedi Nasional. Penetapan ini bertepatan dengan hari lahir maestro komedi legendaris Indonesia, Bing Slamet, yang dikenal sebagai sosok multitalenta dalam dunia hiburan.
Menurut Menteri Kebudayaan Fadli Zon, Hari Komedi Nasional diharapkan menjadi inspirasi bagi para pelaku seni komedi, khususnya yang tergabung dalam Persatuan Seniman Komedi Indonesia (PaSKI), serta menjadi momen perayaan bersama masyarakat luas.
Baca Juga : Lebih dari 5.000 Mahasiswa Surabaya Dapat Kesempatan Beasiswa Pemuda Tangguh 2025
Mengenal Hari Komedi Nasional
Hari Komedi Nasional merupakan bentuk penghormatan terhadap jasa dan karya Bing Slamet, seorang pelawak sekaligus penyanyi, musisi, dan aktor yang berpengaruh besar dalam sejarah hiburan Indonesia.
“Beliau adalah seorang komedian yang banyak menginspirasi dan multitalenta. Dulu dikenal lewat grup Kuartet Jaya. Dirinya juga seorang penyanyi dan musisi di Eka Sapta, serta membintangi banyak film. Bing Slamet terus memberi inspirasi bagi generasi seniman komedi Indonesia,” ujar Fadli Zon dalam keterangannya, dikutip dari detiknews.
Dengan adanya peringatan Hari Komedi Nasional, diharapkan masyarakat bisa lebih menghargai peran komedi sebagai bagian penting dalam kebudayaan dan hiburan tanah air.
Bing Slamet, Maestro Komedi Indonesia
Bing Slamet, lahir di Cilegon pada 1927, dikenal sebagai seniman pelopor yang memberi warna baru dalam dunia komedi Indonesia. Ia memulai popularitasnya pada 1953, ketika menjuarai lomba lawak dengan menirukan penyanyi terkenal dunia, termasuk Louis Armstrong. Dari situlah lahir gaya lawak baru berupa tiruan suara dan logat berbagai suku di Indonesia.
Selain sebagai pelawak, Bing Slamet juga aktif sebagai penyanyi dan pencipta lagu. Ia bersama grup Kuartet Jaya mendominasi panggung komedi Indonesia hingga pertengahan 1970-an.
Inovasi Bing Slamet: Lawak dan Musik
Bing Slamet dikenal inovatif dalam menggabungkan lawak dengan musik. Pada akhir 1950-an, ia membentuk kelompok musik bernama Mambetarumpajo (singkatan dari Mambo, Beguine, Tango, Rhumba, Passo Double, dan Joget) yang populer sebagai musik dansa pada masa itu.
Baca Juga : Retret Pimpinan UIN Maliki Malang 2025: Teguhkan Komitmen Menuju Kampus Berdaya Saing Global
Beberapa kelompok lawak yang pernah ia dirikan antara lain Trio Los Gilos, Trio SAE, EBI, dan tentu saja Kuartet Jaya. Trio Los Gilos khususnya dikenal dengan nuansa musikal yang kuat, memperlihatkan bagaimana Bing Slamet mampu menghadirkan lawakan segar dengan sentuhan seni musik.
Warisan dan Inspirasi
Dalam buku 100 Tokoh yang Mengubah Indonesia karya Floriberta Aning S, Bing Slamet disebut sebagai salah satu seniman paling berpengaruh di abad ke-20. Warisan karya dan inovasinya menjadikan Bing Slamet tidak hanya sebagai pelawak, tetapi juga ikon budaya yang membawa pengaruh besar bagi generasi seniman berikutnya.
Peringatan Hari Komedi Nasional setiap 27 September pun menjadi momentum penting untuk mengenang dedikasi Bing Slamet sekaligus merayakan peran komedi sebagai hiburan yang menguatkan, menghibur, dan menyatukan masyarakat Indonesia.
Dengan adanya Hari Komedi Nasional, masyarakat diharapkan tidak hanya mengenang sosok Bing Slamet, tetapi juga terus mendukung perkembangan seni komedi tanah air agar tetap relevan dan menghibur lintas generasi.
