Jatim Times Network Logo
Poling Pilkada 2024 Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Poling Pilkada 2024
Pemerintahan

Dipimpin Mas Ibin, Kota Blitar Sepakat Jaga Kedamaian lewat Deklarasi

Penulis : Aunur Rofiq - Editor : Yunan Helmy

02 - Sep - 2025, 12:52

Placeholder
Wali Kota Blitar H Syauqul Muhibbin (Mas Ibin) bersama forkopimda, tokoh agama, dan elemen masyarakat membacakan ikrar deklarasi damai di depan Monumen PETA, Senin (1/9/2025) malam. (Foto: Bagian Umum Setda Kota Blitar)

JATIMTIMES - Kota Blitar memilih merawat kedamaian. Senin (1/9/2025) malam, Museum PETA menjadi saksi doa bersama dan deklarasi damai bertajuk Kota Blitar  Damai. 

Acara itu dipimpin langsung oleh Wali Kota Blitar, H. Syauqul Muhibbin atau akrab disapa Mas Ibin. Hadir jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Blitar, pimpinan dan anggota DPRD, kepala OPD, PCNU, kiai, alim ulama, MUI, tokoh agama, tokoh masyarakat, organisasi kepemudaan, komunitas ojek online, hingga insan media. Kehadiran lintas elemen itu memberi penegasan bahwa menjaga kota adalah urusan semua, bukan hanya pemerintah.

Baca Juga : Poster 17+8 Tuntutan Rakyat Didominasi Warna Pink dan Hijau, Ini Maknanya

Mas Ibin dalam sambutannya menyebut doa bersama ini bukan sekadar ritual, melainkan ikhtiar kolektif untuk mencegah efek domino dari peristiwa yang sempat mengguncang kota. Ia menyinggung penyerangan Mapolres Blitar Kota pada Minggu malam sebelumnya, yang diikuti ribuan massa dan berpotensi merembet ke fasilitas publik lain, termasuk gedung DPRD.

“Peristiwa itu sungguh tak terduga. Serangan mendadak ke aset pemerintah dan fasilitas umum membuat kita semua harus waspada. Inilah saatnya seluruh warga bahu-membahu menjaga Blitar tetap kondusif,” kata Mas Ibin.

Menurut dia, pemerintah tidak bisa bekerja sendirian. Sejak awal pihaknya telah berkoordinasi dengan forkopimda, organisasi masyarakat, perguruan tinggi, sekolah-sekolah, hingga komunitas pemuda. Tujuannya, membangun kewaspadaan dini dan menutup ruang mobilisasi massa yang bisa menimbulkan kerusuhan baru.

Mas Ibin menekankan, langkah preventif itu melibatkan keluarga sebagai garda terdepan. Ia mengajak orang tua mengawasi anak-anaknya, terutama dalam penggunaan gawai. “Konsolidasi gerakan untuk membuat kerusuhan kini banyak terjadi melalui media sosial. Maka pengawasan keluarga sangat penting,” ujarnya.

Pemerintah Kota Blitar juga mendirikan sejumlah posko pengamanan, memperkuat ronda malam, serta membatasi akses keluar masuk perumahan setelah pukul 22.00. Para pelajar diimbau fokus pada kegiatan belajar, tidak ikut aktivitas malam yang rawan disusupi provokasi.

Doa bersama di Museum PETA, menurut Mas Ibin, memiliki makna historis. Monumen itu dipilih sebagai tempat acara untuk mengingatkan kembali pada perjuangan para pahlawan, khususnya Supriyadi, tokoh pemberontakan PETA. Bung Karno, kata Mas Ibin, pernah berpesan bahwa perjuangan generasi kini justru lebih sulit: melawan sesama anak bangsa.

“Sebagian besar yang terlibat dalam peristiwa kemarin adalah anak-anak kita sendiri, saudara kita sendiri. Mereka bukan musuh, tetapi adik-adik yang perlu diajak menahan diri. Tugas kita meyakinkan bahwa jalan kekerasan hanya akan merusak rumah kita sendiri,” katanya.

Suasana malam itu terasa khidmat. Setelah doa bersama, seluruh elemen masyarakat membacakan ikrar deklarasi damai. Para tokoh agama, pejabat, organisasi, komunitas ojek online, hingga perwakilan media massa larut dalam satu suara: saling menjaga kota. Atmosfer kebersamaan begitu kental, seolah menjadi jawaban atas kegaduhan yang sempat terjadi.

Baca Juga : ‎PCNU Surabaya Bagikan Seribu Donat untuk Aparat TNI, Kepolisian dan Elemen Masyarakat 

Para tokoh pemuda menilai, deklarasi damai ini menumbuhkan rasa memiliki. Keterlibatan organisasi kepemudaan, kampus, hingga komunitas ojek online dianggap bukti nyata bahwa menjaga kota adalah tanggung jawab bersama. Mereka menyebut langkah ini sebagai sinyal bahwa Blitar tak ingin terjebak dalam spiral kekerasan.

Bagi masyarakat yang hadir, Museum PETA malam itu bukan hanya ruang doa, melainkan juga ruang pengingat perjuangan. Di hadapan monumen para pejuang, warga Blitar diingatkan bahwa perjuangan hari ini adalah merawat kedamaian di rumah sendiri.

Acara berakhir tanpa gegap gempita. Tak ada sorak-sorai, hanya hening doa yang dibawa pulang masing-masing. Namun justru dalam kesederhanaan itulah, kekuatan terasa.

Menutup acara, Mas Ibin kembali menyerukan pesan persuasif. Ia mengingatkan bahwa Kota Blitar adalah milik semua. Jika aman, masyarakat bisa bekerja, belajar, dan beribadah dengan tenang. “Mari kita jadikan Blitar teladan kota kondusif di Jawa Timur,” ujarnya.

Deklarasi damai malam itu menegaskan arah pilihan Blitar: bukan jalan kekacauan, melainkan jalan kedamaian, doa, dan pembangunan.

 


Topik

Pemerintahan Deklarasi damai Kota Blitar jaga kedamaian



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Minang Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Aunur Rofiq

Editor

Yunan Helmy