Wujudkan Transparansi Publik, Dinas PU SDA Kabupaten Malang Ubah Laporan Manual Jadi Digital

Reporter

Ashaq Lupito

Editor

Yunan Helmy

27 - Oct - 2025, 08:03

Kepala Dinas PU SDA Kabupaten Malang Farid Habibah (tengah) saat membahas optimalisasi pengelolaan sumber daya air ketika ditemui di ruang kerjanya pada beberapa waktu lalu. (Foto: Ashaq Lupito/JatimTIMES)

JATIMTIMES - Aplikasi PUSDA ASIIK yang rencananya segera dirilis pada akhir tahun 2025 memiliki beragam fitur unggulan. Selain mampu dijadikan sebagai tools untuk menampilkan peta digital hingga upaya mitigasi bencana, melalui aplikasi PUSDA ASIIK juga bisa memudahkan laporan di lapangan dari yang semula manual menjadi berbasis digital.

"Aplikasi PUSDA ASIIK juga ditujukan untuk mewujudkan transparansi publik. Sehingga masyarakat mulai dari tingkat desa maupun kecamatan yang selama ini mungkin merasa kesulitan, nantinya bisa dengan mudah mengakses status beberapa data termasuk jaringan irigasi," ujar Kepala Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air (PU SDA) Kabupaten Malang Farid Habibah.

Baca Juga : DPRD Kabupaten Malang Bahas Perubahan Perda Pajak dan Retribusi, Dorong Digitalisasi untuk Optimalkan PAD

Lebih lanjut, diterangkan Habibah, PUSDA ASIIK juga merupakan inovasi digital untuk pengelolaan daerah irigasi. Yakni berupa platform berbasis Geographic Information System atau WebGIS.

"Sehingga dengan adanya digitalisasi melalui WebGIS ini bisa menjadi solusi untuk efisiensi, transparansi, maupun pengambilan keputusan berbasis data," ujarnya.

Habibah menyebut, Kabupaten Malang yang memiliki luas 
areal irigasi signifikan turut melatarbelakangi dirintisnya aplikasi PUSDA ASIIK tersebut. "Areal irigasi yang ada di Kabupaten Malang tersebut tersebar di bawah kewenangan (pemerintah) kabupaten, provinsi, dan pemerintah pusat," imbuhnya.

Lebih lanjut, diutarakan Habibah, aset sumber daya air yang ada di Kabupaten Malang tersebut di antaranya juga meliputi bendungan, saluran, pintu air, embung, pompa, hingga jaringan pendukung lainnya yang tentunya juga memerlukan pemeliharaan rutin.

"Permasalahannya, fragmentasi data termasuk mengenai aset DI (daerah irigasi) tersebut kewenangannya masih tersebar dan masih manual," terangnya.

Data SDA yang tersebar di berbagai instansi itu lah yang menurut Habibah turut menjadi tantangan utama dalam optimalisasi penanganan di lapangan. "Datanya tersebar, sehingga sulit diakses oleh publik maupun pihak pengambil keputusan. Sementara ini juga belum ada sistem terpadu untuk pelaporan maupun monitoring kondisi di lapangan," ujarnya.

Baca Juga : Dinas PU SDA Kabupaten Malang Dorong Tertib Pengelolaan Aset Negara lewat Sosialisasi di Kasembon

Habibah menambahkan, proses monitoring yang terbatas tersebut juga berdampak pada sulitnya saat memantau kondisi aset SDA secara real time. "Selain itu, pelaporan di lapangan masih manual. Sehingga sering lambat dan tidak terintegrasi," ujarnya.

Beberapa kendala itulah yang mengakibatkan pengambil keputusan termasuk pemerintah sering menemui kendala dalam menentukan kebijakan. "Selama ini, beberapa pengambilan keputusan belum didukung analisis spasial prediktif," imbuhnya.

Sederet tantangan tersebut membuat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang melalui Dinas PU SDA pada akhirnya merintis sebuah aplikasi. Yakni bernama PUSDA ASIIK.

"Harapannya, dengan adanya digitalisasi melalui aplikasi ini bisa menjadi solusi dari kendala yang ada selama ini. Sehingga bisa mewujudkan efisiensi, transparansi, maupun pengambilan keputusan yang berbasis pada data," pungkasnya.